Tradisi Unik Prah Prahan di Pandeglang: 7 Jenis Air Sarat Makna

PANDEGLANG,- Matamedianews.co.id,- Menjelang malam 1 Muharam, puluhan warga Kampung Kadu Kored, Desa Karyawang, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang, Banten, dengan penuh semangat kembali menghidupkan tradisi tahunan yang dikenal sebagai Prah Prahan. Tradisi ini sudah menjadi warisan turun-temurun yang diyakini sarat makna dan nilai spiritual.

Ustaz Mujid, tokoh agama setempat, menjelaskan bahwa Prah Prahan merupakan bentuk syukur sekaligus sarana introspeksi diri umat Islam dalam menyambut tahun baru Hijriyah.

Read More

“Setiap akan menjelang malam 1 Muharam, kami selalu melakukan tradisi Prah Prahan. Artinya tradisi yang selalu berjalan setiap tahunnya,” ujar Ustaz Mujid.

Dalam pelaksanaannya, warga membawa berbagai jenis makanan seperti nasi, lauk-pauk, serta minuman yang terdiri dari tujuh macam air: kopi manis, kopi pahit, teh manis, teh pahit, susu, air putih, air asam, dan air terasi. Masing-masing jenis minuman itu dipercaya memiliki makna tersendiri bagi kehidupan masyarakat.

“Ini adalah tradisi yang kami jalankan setiap tahun. Sebab 1 Muharam mengandung makna yang sangat luas bagi umat Islam, terutama dalam konteks introspeksi diri dan memperkuat ketakwaan,” imbuh Ustaz Mujid.

Tradisi ini juga diyakini sebagai bentuk ikhtiar untuk menolak bala serta membuka lembaran baru dalam kehidupan beragama.

Erde, salah satu warga yang ikut serta dalam kegiatan tersebut, mengaku antusias dan menilai tradisi ini sebagai momen penting untuk memperbaiki diri.

“Dengan terkena cipratan air terasi misalnya, kami percaya itu simbol agar kita bisa berintrospeksi diri, agar lebih bertakwa kepada Allah. Harapannya, dengan datangnya 1 Muharam, kita bisa menghapus perbuatan yang kurang baik dan mulai menjalani hidup yang lebih taat,” ungkapnya.

Tradisi Prah Prahan ternyata tidak hanya digelar di Kampung Kadu Kored. Berdasarkan pantauan wartawan, hampir seluruh wilayah dan desa di Kecamatan Pulosari turut melaksanakan kegiatan serupa sebagai bentuk pelestarian budaya sekaligus penguatan nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat.

 

(Rudi Cobra)

Related posts