Aceh Timur – Hubungan antara Bupati Aceh Timur dan insan pers lokal tengah disorot tajam. Ketua DPD Asosiasi Persatuan Pewarta Indonesia (APPI) Aceh Timur, Hasbi, menilai Bupati terkesan menghindari komunikasi dengan wartawan sejak resmi dilantik pada 19 Maret 2025 lalu.
“Sudah lebih dari dua bulan menjabat, tapi beliau belum pernah mengundang atau sekadar bertatap muka dengan rekan-rekan media. Ini patut dipertanyakan: ada apa sebenarnya?” ujar Hasbi kepada media ini, Kamis (5/6/2025).
Menurut Hasbi, kurangnya keterbukaan itu semakin terasa saat wartawan yang bertugas di lingkungan Pemkab Aceh Timur tidak mendapatkan informasi terkait agenda kegiatan bupati.
“Saat ada pertemuan dengan pihak PTPN di aula kantor bupati pada Senin (2/6) kemarin, wartawan sama sekali tidak diberitahu. Tapi anehnya, berita tentang kegiatan itu sudah tayang di media cetak dan televisi. Apakah kami ini tidak dianggap?” kata Hasbi kecewa.
Hasbi menegaskan bahwa sebelumnya hubungan media dengan Pemkab Aceh Timur selalu terjaga baik. Namun, setelah pergantian pucuk pimpinan, hubungan itu terasa renggang dan tidak harmonis.
“Bupati saat ini berbeda dari pejabat sebelumnya. Jika dulu kami selalu mendapat informasi kegiatan, sekarang seakan dijauhkan. Media seolah dianggap ancaman, bukan mitra,” ujarnya.
Sebagai mantan wartawan, eks Ketua KNPI Aceh Timur, dan mantan anggota DPRA, Hasbi menyayangkan sikap Bupati yang justru mengabaikan peran media.
“Beliau orang yang sangat paham dunia jurnalistik. Tapi kenapa justru menjauh dari media? Padahal, majunya suatu daerah sangat dipengaruhi oleh bagaimana media menginformasikan kebijakan kepada publik,” ujar Hasbi.
Hasbi juga membandingkan dengan kepala daerah di kabupaten tetangga yang aktif menjalin komunikasi dengan jurnalis melalui agenda informal seperti coffee morning.
“Di tempat lain, bupati dan wali kota rutin berdiskusi dengan awak media. Tapi di Aceh Timur, jangankan diskusi, menyapa saja belum pernah,” tambahnya.
Ia menegaskan, media bukan musuh pemerintah, justru menjadi pilar keempat demokrasi yang menjalankan fungsi kontrol, edukasi, dan informasi bagi masyarakat.
“Saya berharap bupati membuka ruang komunikasi. Jika ada masalah, mari diselesaikan secara terbuka dan dewasa,” tegasnya.
Saat dikonfirmasi, hingga berita ini ditayangkan, Bupati Aceh Timur belum merespons panggilan maupun pesan yang dikirimkan melalui sambungan seluler.(Dd/Mh)