Beasiswa di Aceh Hanya Mimpi: Anak Miskin Dibiarkan Putus Kuliah, Sistem Bobrok Tak Pernah Dibenahi

Aceh Timur – Program beasiswa yang seharusnya menjadi harapan bagi masyarakat miskin di Aceh, kini berubah menjadi ilusi pahit. Banyak mahasiswa dari keluarga kurang mampu mengaku nyaris menyerah karena tidak pernah merasakan bantuan pendidikan, meskipun pemerintah gembar-gembor menyediakan beasiswa dalam jumlah besar setiap tahun.(11/10/2025)

Salah satu suara keras datang dari Hendrika Saputra A.Md, Ketua Jaringan Wartawan Independen (JWI) Aceh Timur, yang menilai sistem beasiswa di Aceh saat ini sudah rusak dan tidak menyentuh rakyat kecil.

> “Kuliah bagi masyarakat miskin Aceh itu hanya mimpi. Katanya beasiswa banyak, tapi bagi kami orang miskin, beasiswa itu cuma cerita di baliho. Yang dapat hanya mereka yang punya orang dalam atau koneksi pejabat,” tegas Hendrika dengan nada geram.

Ia menambahkan, banyak mahasiswa di Aceh, khususnya di Aceh Timur, terpaksa berhenti kuliah karena tidak ada bantuan biaya pendidikan, sementara di sisi lain program beasiswa justru dinikmati oleh kalangan tertentu.

> “Aku mau lanjut kuliah tapi tak punya uang. Aku lihat beasiswa di Aceh hanya untuk kalangan tertentu, bukan untuk rakyat kecil. Kalau tak punya saudara pejabat, jangan mimpi bisa dapat bantuan. Aku sudah hampir menyerah,” ujarnya getir.

Menurutnya, pemerintah daerah dan lembaga pengelola beasiswa di Aceh harus diselidiki secara transparan, karena ada dugaan kuat praktek pilih kasih dan penyalahgunaan alokasi bantuan pendidikan.

“Kalau begini terus, jangan salahkan rakyat Aceh kalau kehilangan kepercayaan. Anak miskin di Aceh tidak butuh janji, mereka butuh keadilan. Jangan jadikan pendidikan sebagai bisnis atau alat politik!” seru Hendrika.

Ia juga menyoroti bahwa Aceh adalah salah satu daerah yang memiliki alokasi dana otonomi khusus (Otsus) terbesar di Indonesia, namun tak mampu memastikan anak-anak miskin menempuh pendidikan tinggi dengan layak.

> “Aceh punya uang, tapi tidak punya nurani. Banyak mahasiswa pintar dari keluarga miskin berhenti kuliah karena biaya. Sementara pejabat bisa kirim anaknya kuliah ke luar negeri pakai fasilitas negara. Ini ironi yang memalukan!” tegas Hendrika.

Hendrika menegaskan, jika kondisi ini dibiarkan, maka Aceh akan kehilangan generasi cerdas karena sistem beasiswa hanya menguntungkan segelintir orang.

> “Beasiswa di Aceh hanya mimpi bagi orang miskin. Saya ingin kuliah, ingin maju, tapi tak ada yang peduli. Pemerintah harus buka mata — rakyat kecil juga punya hak untuk pintar,” tutupnya dengan nada penuh amarah dan keprihatinan.(Dd/Mh)

Related posts